Saturday, June 03, 2006

Hidup Tanpa Perencanaan

Aduh kenapa ya saya begitu Plin-Plannya dan sering begitu mudahnya mengambil keputusan. Yang direncanakan apa, yang diaplikasikan apa trus gak ada evaluasinya pula. Hmmm coba mengevaluasi berbagai keputusan besar yang saya ambil dan kemudian merubah hidup saya 100 %.

Ambil contoh awal 2005 kemarin, saya sibuk menyiapkan S2 yang rencananya mo saya ambil di Jerman sana. Admission ok, kontak dengan beberapa teman di sana sudah. Tapi pada saat yang sama saya juga memfollow up tawaran bekerja dari perusahaan saat ini. Salahnya lagi Last minutes minta pendapatnya oknum B.O.E.G.I.E and oknum A.D.I, yang kemudian membuat saya membulatkan tekad untuk mengirimkan surat pengunduran diri dari admission itu
(Mereka berdua menggambarkan betapa sulitnya hidup di Jerman sana, lengkap dengan pesan sponsor “apalagi kita-kita udah pada pulang Fan”, nanti elu sama siapa?”).

Jadilah saya beberapa bulan kemudian end up di penerbangan Emirat menuju Dubai untuk Introduction sectionnya pekerjaan saya, padahal harusnya pada saat yang sama tujuan saya ke Stuttgart sana.
Dipikir-pikir, kalau seandainya saat itu tetap nekat kuliah, berarti saat ini sedang bergelut dengan thesis. Tapi abis itu balik ke indo, jobless hehehehe……

Never knew this is a right or wrong desicion......:p

Awal 2006 ini belum kepikiran apa-apa., saking sibuknya dengan load kerja. Assignment yang bertubi-tubi, rata-rata new project, sempat membuat saya fokus hanya ke pekerjaan. Kalau tiba masa desperate dengan kerjaan, mulailah browsing-browsing sekolahan lagi. Keukeuh penasaran pingin sekolah lagi.

Tiba-tiba saya terlibat masalah yang membuat saya amat sangat tidak nyaman, dan suddenly menemukan solusi terbaiknya yaitu Menikah. Ding-dong…!!!!
Terlemparlah sebuah email gundah gulana ke Uni saya (yang pasti ini bukan kakak kandung saya, kan saya betawi dan bukan minang….), dengan subject Uni, saya butuh menikah.

Si Uni, dengan leganya membalas
“Alhamdulillah, akhirnya Adeku sudah mulai memikirkan pernikahan. Ayo dibulatkan niatnya. Kira-kira apa nih yang Uni bisa Bantu? Mau dita’arufin? Atau sudah ada calon tinggal di follow up?”

Saya membalas
“Belum ada calon Uni, di ta’arufinnya pending dulu deh. Bulatin niat dulu ya uni. Uni doain yah.”

Beberapa minggu kemudian ketika si Uni sudah kembali ke Jakarta dan menyempatkan diri menelpon saya:

“Assalamu alaikum De, gimana niatnya sudah cukup bulat?”

Saya dengan santai bilang “ Wah Uni, aku harus berangkat course Juli ini, trus ke rig lagi ngerjain project, trus nyiapin promotion, oktober course lagi, November Desember harus promotion. Hmmm kayaknya gak mungkin deh ni menikah, hehehehehehe.”

Si uni dengan bijaknya, karena tau pasti Si Ade Miss Plin-Plan sejati, lantas berkomentar “ Ya udah diselasaikan dulu satu-satu, sambil terus memantapkan niatnya. Kalau sudah mantap, Uni kasih tau ya, kira-kira apa nanti yang bisa Uni support.”

Hahahahaha untung si Uni baik banget.

Dipikir-pikir gila juga ya saya. Dalam waktu hampir 6 bulan ini saya kepikiran untuk fokus ke kerjaan, sekolah lagi dan Menikah.

What kind of planning…??? Hahahahahahahaha.

Psttt………btw saat ini saya sebenernya kepikiran untuk resign dan pindah ke perusahaan lain….:p

0 Comments:

Post a Comment

<< Home