Wednesday, September 27, 2006

Beli Bajakan atau yang asli…..????

Minggu sore janjian untuk buka puasa bersama dengan teman-teman. Diperjalanan mampir sebentar ke Toko CD. Saya lagi pingin punya album barunya Opick. Saat melihat saya membawa kantung plastik berisi CD original, teman saya berseloroh,

“ Gileee susah deh yang duitnya lebih dimana-mana, beli CD kudu yang asli yee.” Candanya.

“ Eh gak gitu lagi, gw memang selalu usaha beli yang original.” Jawab saya.

“Alasannya…? Kan mahal Fan” tanya dia lagi.

“ Duh tapi jangan ketawa ma jangan bilang kalo gw idealis ya setelah elu denger alasannya.” Jawab saya.

Kenapa beli yang asli?

Yang terbersit di benak saya adalah, saya takut yang punya karya tidak Ridho ketika karyanya di bajak. Coba angkat tangan yang merasa Ridho ketika karya-nya di bajak dengan seenaknya. Jangankan sebuah lagu atau album yang memiliki nilai ekonomi, sebuah tulisan di blog atau komentar yang dikutip tanpa izin sudah membuat orang-orang berteriak-teriak. Membajak dan plagiat buat saya setali tiga uang. Sama-sama ada pihak yang akan dirugikan.

Buat saya Seni sebagai bagian daya kreatif manusia harusnya dapat dinikmati oleh semua orang. Bajak membajak terjadi ketika seni menjadi barang yang mahal yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu dan seni menjadi sebuah industri yang memiliki nilai komersil. Jadilah membajak menjadi alternatif untuk tetap menikmati seni dengan harga yang murah, walaupun tidak bisa dibenarkan juga.

Sekarang kalau berbicara tentang seni yang didalamnya terkandung syiar Islam, contohnya nasyid. Hmmm kalau si pelaku mengerti bahwa pada saat itu dia bukan cuma sedang berkesenian tetapi juga berdakwah, Insya Allah para pelaku seni ini sepenuhnya ridho dan ikhlas, karyanya menjadi media dakwah dimana cakupan yang semakin luas semakin baik walaupun mungkin belum tentu dengan cara yang baik.

Tetapi tetap tak bisa dipungkiri, ada hak mereka didalam karya mereka. Ada rezeki mereka didalamnya. Kalau kemudian mereka menjadi tidak Ridho bila karya mereka dibajak, nah kan jatuhnya sikap menzalimi orang lain. FYI, Opick memasang label Stop Piracy pada Cdnya. Buat saya akhirnya kembali ke nurani masing-masing. Dalam kasus saya, alhamdulillah ada rezeki lebih dimana memungkinkan buat saya untuk membeli yang asli. Insya Allah saya hanya berusaha untuk tidak menzalimi orang lain. Juga turut berusaha mensupport usaha dan niat baik mereka yang menjadikan talentanya sebagai media dakwah....:)

Saturday, September 23, 2006

Fenomena sebuah pertemanan

Masih ada hubungannya dengan puisi yang saya buat untuk seorang teman yang telah berbaik hati menjemput saya.

Lucu juga melihat komentar-komentar teman-teman MP yang menebak kalau pasti ada sesuatu antara saya dan si teman ini. Bukan bermaksud untuk “defense’, tapi satu hal yang terpikirkan oleh saya adalah apakah sudah tidak mungkin ada orang yang berbuat baik tanpa ada maksud apa-apa dibaliknya? Apakah hanya dengan orang tertentu saja kita menawarkan kebaikkan? Atau kemudian bagaimana sebenarnya nilai sebuah pertemanan pada saat ini?

Mungkin tersirat dalam puisi singkat saya kalau ada rasa senang yang saya ungkapkan. Terus terang karena buat saya terasa istimewa dan takjub ketika melihatnya benar-benar ada disana. Kenapa? Karena saya pun memiliki pikiran yang sama, bahwa rasanya saat ini kok sulit ya untuk percaya bahwa ada orang yang akan menawarkan kebaikkan tanpa pamrih. Berpikir bahwa Airport itu jauh, bahwa berarti harus meluangkan waktu, uang (bensin plus tol), plus tenaga, apa benar “worthed” cuma untuk sekedar seorang teman?

Padahal ternyata masih ada orang-orang yang memandang begitu berharganya sebuah pertemanan. Buat teman saya ini, lokasinya kerjanya yang jauh di afrika sana, minimnya sarana komunikasi plus minimnya kesempatan untuk saling bertemu, membuatnya rela meluangkan waktunya untuk bertemu dengan teman-temannya. Yang dia lakukan buat saya belum seberapa kalau mendengar cerita dia, pergi ke beberapa kota cuma untuk mengunjungi teman-temannya yang sudah terpisah jauh.

Buat saya, dia dan teman-teman yang bekerja di Perusahaan tempat saya bekerja saat ini, dimana kehidupan sosial normal adalah sesuatu yang amat sangat berharga, maka hal-hal seperti ini menjadi perekat pertemanan kami. Merupakan suatu hal yang “Priceless” ketika mendapatkan kesempatan untuk sekedar bertemu, menyapa dan bertukar cerita. Bahkan kemudian berapa pun uang, waktu dan tenaga yang harus dikeluarkan menjadi hal yang tidak penting lagi.

Wednesday, September 13, 2006

It’s good to be back….:)

It’s always Good, walaupun cuma balik ke Balikpapan dan bukannya Jakarta.

34 hari saja di tengah laut. Lumayan bikin stress dan mumet.
Walau tetap ada beberapa hal indah yang tidak bisa ditemui di kota, seperti bulan cantik diatas laut , dibawahnya sampan nelayan lewat melintas…..aihhh cantiknya….!!!
(Yeah you’re right, if you ignored the shadow of that lifting crane….:p)

Atau lihat lumba-lumba di pagi hari berlompatan. Yang ini seriusan lihat beneran, bikin si fanny terbengong-bengong sesaat. Lucunyaaaa…..:).

Now, back to my normal life, back to those empty apartment and office…..:)
Yah…sekalinya balik ke kota, gak ada satu pun orang di base. Some of them going to the rigs, training and days off in their hometown. Huhuhuhuhuhuhu…..:(
Bertambah lagi satu unpacked bag nongkrong di kamar. Satu koper sisa-sisa UK bulan lalu belum tersentuh, dan sekarang ditemani satu traveling bag bawaan dari Rig. Plus baju-baju laundry-an yang belum sempat dimasukkan ke dalam lemari.

Kelaparan sambil menatap hopeless kulkas yang kosong. Alhamdulillah akhirnya menemukan Mie Instant dan Oat meal. At least masih bisa dimakan walau tidak terlalu beradab, hehehehe.
Kalau sudah seperti ini, pinginnya import Si Mama dehh….:)

Found a bunch of Bills for sure, and Wedding invitation….:D.
Satu Einladung Zur Hochzeit (Ternyata ini toh bahasa Jermannya Wedding Invitation) dengan venue di Vienna.
(Tiketnya woyyyy….kok gak include sihh…:p).

Sapaan dari Sang Manager, “Ahh Fauzia, Long time not to see You”.
Si Fauzia tersenyum, sambil teriak dalam hati
“Garrrriiiiiiiinggggggggg…….!!!! Pan situ yang kirim aye ke rig 34 hari…….:p.”

Hmmm yang paling ribet sih mengkondisikan badan bahwa sekarang, tidur itu di malam hari dan bekerja itu disiang hari….:). Tetap susah walau sudah sering membolak-balikkan ritme tubuh. Malam ini dengan suksesnya tidur jam 10 malam dan terbangun jam 2 dengan kondisi segar bugar, mata 100 watt. Mencoba bicara dengan diri sendiri,
“ayo fan tidur…!!! Mumpung bisa tidur 6-7 jam nih.”
Sayangnya tidak bisa…:(.

Lebih bodohnya lagi, tangan pun tergerak membuka laptop dan bekerja…!!! 5 laporan QSHE Risk Identification Report (RIR) terselesaikan dalam waktu 1 jam saja. Ditemani sekotak cokelat dan secangkir kopi (hohohohoho…..inget fan, awas timbangan…:p)

Kemudian teringat bahwa ini adalah sisa sepertiga malam. Nikmatnya mengadu padaNya di tengah sempitnya kesempatan. Menumpahkan semua kegelisahan saya, memohon ampun atas semua dosa dan khilaf yang pernah saya lakukan. Mencoba mengejarNya satu langkah walau saya yakin Dia akan mendekati saya dengan seribu langkahNya….:)

Ahhh….it always good to be back....!!!